Selasa, 24 Januari 2012

Perjalanan panjang listrik sampai ke rumah kita

Sebelumnya mohon maaf klo repost, ane juga bingung mo masukin thread kemana, jadi ya pilihan terakhir masuk ke latihan posting aja!

Pasti agan2 sudah sangat mengenal barang yang satu ini : “LISTRIK”
Tidak terlihat, tidak berbau, tapi dapat dirasakan (bila tersentuh = kesetrum)

Sekedar berbagi info, maaf bukan bermaksud untuk menggurui, ane mo share bagaimana listrik dibuat, bagaimana pula listrik dibangkitkan, disalurkan, dan didistribusikan hingga sampai ke rumah agan2 tercinta. Sampai bisa bwt ngidupin computer atau ngecharge laptop dan akhirnya ngaskus, hehe

Ternyata listrik itu gampang dibangkitkan, caranya? Salah satu caranya tinggal memutar generator aja gan! (cara yang lain masih banyak sih, g ane sebutin)

Mau bukti, hanya dengan memutar dinamo sepeda (bagi agan yang punya sepeda yg ada dinamonya) maka agan dapat menyalakan lampu, betul kan?
Cuma yang menjadi permasalahan adalah:
1.   dinamo yg buat pembangkit skala besar tentunya berat banget muternya
2.   syarat muternya juga kudu teratur (50 kali putaran dalam waktu satu detik)
3.   generator juga kudu berputar terus menerus (3600 detik dalam 1 jam, 24 jam dalam sehari, dan 365 hari dalam setahun). Jika sebentar saja generator berhenti berputar, alamat kalau listrik mati gan!
Well, perjalanan listrik baru aja dimulai gan! Ibarat manusia, listrik yang keluar dari generator ibarat bayi yang baru lahir ke dunia ini, hehe
kenapa?
Karena lokasi pembangkit listrik biasanya jauh dari pemukiman, di Pulau Jawa misalnya; nggak semua kota punya pembangkit tapi celakanya seluruh daerah sampai pelosok desa dan RT maupun RW butuh listrik, tanpa terkecuali. Nggak peduli anak kecil, orang dewasa, orang tua; orang hidup, orang sekarat, sampai orang mati butuh listrik. Nggak percaya? Liat aja ke TPU, pasti ada lampu penerangannya, hehe

        Ada satu lagi gan kelemahan listrik, jika disalurkan sampai ke tempat yang jauh (anggep jauh itu berkilo2 gan!) maka ada rugi2 daya (kalau ngliat lagi pelajaran SMA, rugi2 daya adalah perkalian kuadrat arus dikalikan dengan hambatan atau I^2.R). Semakin jauh kabel yang dipasang, maka kalau kita masang lampu misalnya semakin reduplah nyalanya. Itu baru lampu, belum yang lain.
        Maka dari itu, untuk mengurangi rugi2 daya, tegangan harus dinaikkan. Caranya??
Dengan memasang trafo daya atau trafo penaik tegangan.
Spoiler for trafo daya:


Jadi generator itu biasanya mengeluarkan tegangan bervariasi (ada yang 6000V, 12000V sampai 24000V). tegangan menengah gan! Cukup tinggi, lha di rumah Cuma 220V, jaman dulu malah 110V. tapi itu juga belum cukup, tegangan sebesar itu harus dinaikkan sampai : 70000V atau 70kV; 150000V atau 150 KV ; dan 500000V atau 500KV. Yang terakhir itu dinamakan tegangan SUTET, pasti agan2 dah sering denger.

Sampai disini listrik siap untuk disalurkan ke tempat2 yang jauh (bisa dari ujung barat pulau jawa sampai ujung timur, atau sebaliknya)

OK, lanjut! Untuk menyalurkan listrik dengan tegangan sebesar itu kita membutuhkan kabel (tentu saja) yang dipasang di tower – tower listrik. Kita sering menyebutnya SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra tinggi) untuk listrik bertegangan 500kV dan SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) untuk listrik bertegangan 150kV.
Melalui SUTT dan SUTET, listrik berkelana sampai ratusan dan ribuan kilometer jauhnya, tergantung darimana dia dibangkitkan dan kemana dia dibutuhkan. Tapi jangan kuatir, untuk berkelana beratus2 maupun beribu2 kilometer, nggak butuh waktu lebih dari 1 detik, kenapa?
Hehe, karena klo qt ngliat lagi pelajaran fisika SMA, listrik itu termasuk gelombang elektromagnetik, menurut Maxwell, kecepatan gelombang elektromaknetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300km/detik. Jadi listrik dapat mengelilingi bumi 7 kali (keliling bumi kan Cuma 40000km) dalam 1 detik. Kereeeen ya!

OK lanjut; sampai tahap ini listrik siap untuk didistribusikan, gan!
Jadi ada peralatan yang digunakan untuk menurunkan listrik bertegangan tinggi (70kV, 150kV, atau 500kV) menjadi listrik tegangan menengah (di tempat kita adalah 20kV), peralatan itu dinamakan dengan GI atau Gardu Induk.
di kota –kota atau kabupaten misalnya, dibangun gardu induk untuk mengambil listrik dari SUTET atau SUTT. Di GI terdapat trafo pula, trafo penurun tegangan atau trafo step down, gunanya untuk menurunkan tegangan menjadi 20kV. Begini nih bentuknya, upps ada orang mejeng lagi!
dari situ gan, listrik didistribusikan ke kecamatan2 maupun RW, RT di sekitar tempat tinggal agan. Ada yang menggunakan gawang/ SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), kabelnya ada diatas (sering liat kan?)
atau di kota2 besar seperti di Jakarta, biasanya jarang sekali dipasang SUTM, berbahaya, trus ribet dan mengganggu keindahan, maka dengan itu biasanya di Jakarta SUTM diganti dengan kabel bawah tanah atau dikenal dengan underground cable. Kabelnya cukup besar ya mungkin sebesar paha orang dewasa, gan!

Agar dapat dinikmati oleh pelanggan rumahan, diperlukan trafo penurun tegangan lagi gan, namanya trafo distribusi, cekidot gambarnya gan!
trafo ini digunakan untuk menurunkan tegangan dari 20kV menjadi 220V atau 380 V (biasanya 380V dipake di dunia industri)

nah dari sini kabel disambungkan ke rumah agan2, siap dipake. Eh tapi sebelum dipake agan2 sih masuk ke KWh meter dan MCB.

OK gan dari sini listrik akan keluar lewat stop kontak, siap dinikmati buat:
1.   for televise
2.    rice cooker
3.   Lampu
4.   pompa air
5.   computer
6.   KASKUS

Selasa, 03 Januari 2012

Diego Michiels Kemungkinan Balik ke Belanda


Bola.net - Pemain naturalisasi Diego Michielsberencana kembali ke Belanda setelah memutuskan kontrak dengan klub Indonesia Super League, Pelita Jaya, yang saat ini menjadi polemik.

"Saya belum tahu mau bergabung dengan klub mana setelah ini. Jika kondisi di sini tidak memungkinkan untuk mengembangkan karir, saya akan kembali ke Belanda," kata Diego Michiels di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta, Selasa.

Pemain keturunan Indonesia-Belanda itu mengakhiri kontraknya dengan Pelita Jaya, setelah klub milik keluarga Bakrie itu tidak bertanding di kompetisi resmi yang digelar oleh PSSI dan dinilai akan menghambat karirnya sebagai pemain timnas.

Menurut dia, pengunduran diri dari klub Pelita Jaya merupakan inisiatifnya sendiri bukan tekanan dari penanggung jawab timnas Bernhard Limbong seperti yang berkembang di media massa saat ini.

"Saya ingin tetap memperkuat timnas. Dan saya paham konsekuensi atas pemutusan kontrak dengan Pelita Jaya," kata mantan bek timnas U-23 itu.

Informasi yang berkembang di lapangan menyebutkan, Diego Michiels diincar beberapa klub yang turun di kompetisi resmi PSSI yaitu Indonesia Premier League (IPL) yang dikelola oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

Beberapa klub yang berminat adalah klub Persebaya Surabaya dan dan Persija Jakarta. Hanya saja, banyaknya klub yang berminat belum ditanggapi oleh mantan pemain klub asal Belanda, Go Ahead Eagles, itu.

Mundurnya pemain yang sempat dikabarkan dekat dengan beberapa artis itu membuat manajemen Pelita Jaya gusar.

Manajer klub Lalu Mara melapor kepada Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang merupakan lembaga bentukan mayoritas anggota PSSI yang menyatakan mosi tidak percaya kepada PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin.

Lalu Mara juga meminta KPSI untuk melaporkan kasus pemutusan sepihak itu ke AFC dan FIFA karena dinilai ada tekanan yang membuat pemain naturalisasi itu mengundurkan diri dari Pelita Jay